Belum, saya masih belum punya banyak cerita soal si Abby, selain dia kerjaannya tiap hari adalah nangis oek-oek, minta susu, minum, bobok, pipis, terus laper lagi, oek-oek lagi, minta susu, minum, bobok, pipis, ulang kayak lingkaran tak berujung. Di sela-sela itu, emaknya berusaha sempetin masak, perawatan, makan, mompa ASI, beberes, dan berusaha (walaupun sering gagal) nyempetin bobok siang walau sekejap saja. Jadi gimana rasanya jadi seorang ibu? CAPEK! Tapi seru banget! When you think you know what to expect, everything falls above and beyond your expectation. Ibaratnya, dikira tuh anak pipis, ngga taunya dia pup!
Masalah Bulu
Mendingan, sebelum saya lupa, marilah kita intip beberapa hal unik dari sekitar masa lahiran si Abby. Yuk, ambil popcorn! (dikit aja, soalnya pendek ceritanya).
Soal Nama Panggilan
Beberapa waktu sebelum lahiran, Papi mertua penasaran mau kita kasih nama siapa si baby yang bakalan lahir.
"Jadi namanya siapa ya?"
"Abigail, Pi."
"Terus panggilannya siapa?"
"Abby"
"Oh, Ebi... Ebi Furai dong? Kayak di Hoka-Hoka Bento", kata si Papi sambil ketawa-tawa.
"Iya Pi, kebetulan emaknya kerja di perusahaan udang. Makanya nama panggilannya kayak udang kering", jawab si menantu ndablek dengan wajah santai.
PS: emaknya beneran kerja di perusahaan udang.
Beginilah Kalau Belum Kenal
Apa reaksi Mama (saya) dan Mami (mertua) saat mengetahui saya mules-mules ingin melahirkan? Si Mama langsung kabur ke Pasar Jatinegara, buat beli obat ramuan Cina yang katanya buat ngilangin masuk angin. Dan si Mami, nyantai ke Pasar Puri buat belanja mingguan! Si Mami itu masih mikir kalo mantunya ini cuma kontraksi palsu. Seandainya asli pun, pasti lahirannya masih lama, gak mungkin cepet-cepet. Saat orang lain didampingi oleh manusia sekampung (atau seenggaknya salah satu orang tuanya) untuk melahirkan, saya cuma didampingi oleh suami.
Begitu proses lahiran selesai, suami langsung foto si Abby pakai BB, dan langsung dia kirimkan gambarnya ke si Mami. Dan reaksi si Mami begitu menerima gambarnya adalah,....
"Anak siapa tuh?"
*Hu hu hu...* Mamiiiihhhh...ini kan cucumu sendiri... *sok dramatis*
Masalah Bulu
Karena membaca komentar-komentar pembaca dari dua postingan sebelumnya, yang menyoroti masalah perbuluan, saya jadi lumayan peduli, dari mulai ingin mencukur indah, sampai waxing. Tapi ya tentunya pada tau dari postingan lahiran, kalau semuanya itu tidak terlaksana.
Dengan bagian bawah yang pitak-pitak itu, saat suster minta saya melepaskan celana, tentulah reaksi saya, "Suster, ini gimana ya, saya sih sempet cukur tuh, tapi berhubung mules banget, nyukurnya brantakan. Nanti dirapihin ya Sus?"
"Oh, Ibu lahirannya normal kan? Normal mah ngga perlu dicukur, Bu!"
Kampleeeeettt....!!!
*garuk2 bagian bawah yang jadi gatel2 dikit, sambil meminta pertanggungjawaban para komentator!*
Dengan bagian bawah yang pitak-pitak itu, saat suster minta saya melepaskan celana, tentulah reaksi saya, "Suster, ini gimana ya, saya sih sempet cukur tuh, tapi berhubung mules banget, nyukurnya brantakan. Nanti dirapihin ya Sus?"
"Oh, Ibu lahirannya normal kan? Normal mah ngga perlu dicukur, Bu!"
Kampleeeeettt....!!!
*garuk2 bagian bawah yang jadi gatel2 dikit, sambil meminta pertanggungjawaban para komentator!*
-----------------------------------------------------------------------------------------
Pamer Foto (soalnya katanya kalo gak ada, gak afdol)
Pamer Foto (soalnya katanya kalo gak ada, gak afdol)
Umur seminggu nih, pas malem taun baru loooohhh!!! |
Senyum manis dulu *habis ini aku mau BAB sampai kotor sebadan loh Maaa...* |
Umur dua minggu. Sang ayah lagi memandangi hasil karya. |