Terorejing torejing torejing... *ala PMR*... 19 November 2013 lalu, saya sudah jadi istri orang selama 2 tahun sodara-sodara! Prok prok prok prok prok! Ayo kasih saya selamat!
Kalau setahun pertama itu adalah masa-masa penyesuaian, kalau tahun kedua ini adalah MASIH TETEP masa penyesuaian. Beneran! Memang banyak orang bilang, sampai maut memisahkan pun, masih banyak misteri-misteri dan kelakuan pasangan yang baru kita ketahui.
Tapi boleh dibilang, tahun kedua ini banyak diisi dengan peristiwa yang seru, dengan banyaknya lompatan-lompatan yang kami lakukan.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
1. Kami pindah lokasi!
Kami pindah bukan karena baru beli rumah, tapi kami pindah karena sudah mau melahirkan! Hahahaha.... Rumah kami sebenarnya sudah dibeli sejak sebelum kami menikah, tapi akhirnya tidak jadi kami tempati karena saat itu belum sempat renovasi, dan berat juga meninggalkan mama saya yang saat itu rasanya "seneng-namun-nggak-rela" anaknya nikah. Kebetulan dokter kandungan yang sreg di hati, lokasinya ada di RSPI Puri Indah, jadilah awal Desember 2012 lalu, saya pindahan dari Jakarta Timur ke Jakarta Barat dalam keadaan perut usia hampir 9 bulan hahahaha... Untungnya cuma bawa koper doang, karena kami nggak pindah ke rumah kami, melainkan pindah ke ex tempat mertua yang saat itu sudah kosong. Jadi semua sudah furnished, dan kami tinggal gerek bawa koper pakaian dan juga crib serta perlengkapan Abby.
Siapa yang seneng pas kami pindah ke Jakarta Barat? Tentulah suami saya, karena itu berarti dia bisa sering-sering bersua dengan Bakmi Alok, Bakmi Asoi, Bakmi Aloi, dan bakmi-bakmian lainnya (dan babi-babian)... Welcome back, Darling!
2. Kami dapat anugrah terindah - Abigail!
Cerita lahiran Abby sudah pada tau lah ya. Masa-masa membesarkan Abby, walaupun bahagianya tak terkira, juga merupakan masa-masa yang melelahkan dan kadang membuat hati down. Apalagi saat drama per-ASI-an di mana ASI saya jumlahnya nggak banyak, dan ada dorongan dari pihak sana sini untuk menyerah. Saat itu saya jadi belajar, kalau mau punya keteguhan hati, semuanya itu bisa dilalui dengan baik, tapi faktor utama yang juga penting adalah, dukungan dari SUAMI! Yes, dari suami. Apapun yang orang bilang, yang mengecilkan hati kita, asal suami selalu berada di sisi kita dan mendukung kita, rasanya kayak dapet tambahan support 1 juta orang!
Saya harus bersyukur punya suami yang kebo tidurnya, karena dia tidak pernah sekalipun mengeluh atas keberisikan aktifitas saya memompa ASI di sebelah dia saat subuh dan pagi hari. Saya bersyukur juga punya suami yang seneng sama anak kecil, walaupun seringkali dia sudah mau teler kecapekan pas pulang kantor, tapi kalau Abby masih bangun, pasti dia sempetin main.
Bonus lagi, kami punya seorang anak yang mukanya seneng terus! She's a very happy baby! Sekarang di usia 11 bulan, hobinya lagi loncat-loncat gak karuan di crib, dan kayaknya gak sabar banget buat jalan sendiri. Being parents is tough, but it is rewarding. Having her in our life, have been the greatest joy so far.
3. Saya pindah profesi!
Yang ini juga temen-temen juga pasti sudah tau, saya ganti profesi jadi guru. Terus terang, saya sempat stress saat awal-awal saya memulai pekerjaan ini. Seperti saya pernah cerita, memang ada faktor idealisme sebagai pendidik yang membuat saya justru kebanyakan merenung dan bertanya-tanya. Yang ada, saya sering banget nangis, sedih, gak bisa tidur, pokoknya segala hal berkecamuk di dalam otak saya.
Saat saya mengalami yang namanya kegalauan super itu, saya sering banget gangguin suami saya yang lagi tidur pules tengah malem. Saya towel-towel, dan seringkali saya nangis sendiri sambil dia pelukin. Kedengeran lebay? IYA! GPP BIARIN hahahaha! Dalam kenyataannya, saya gak pernah kena baby blues, tapi kena teacher blues. Untungnya masa-masa itu pelan-pelan berlalu, dan saya menyadari, kuncinya adalah, saya cukup fokus di hal-hal yang memang menjadi tanggung jawab saya secara scope kecil dulu. Nanti setelah itu, baru kita menguasai dunia! *halah* Dan sekarang, lumayan saya sudah bisa tidur pulas dengan kadar stress berkurang (kecuali kalau nggak sengaja minum kopi atau teh kebanyakan, gak bisa tidur juga, haha). Thanks Pak Suami, you can get your sleep time back!
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Last but not least, hal yang lumayan PENTING, yang saya rasakan di tahun kedua ini, yang merupakan perkembangan dari tahun pertama adalah: SAYA BISA TIDUR PULES WALAUPUN SUAMI SAYA NGOROK! Tralalalalala.... Hahahaha. Adaptasi akhirnya membuat kuping saya tebel dan ngorok suami berubah menjadi nyanyian merdu (gak deh, bohong, tetep aja ngga enak).
Terus, tahun ini rayainnya ngapain dong? Tahun ini bener-bener nggak ada perayaan. Kami lagi pada sakit semuanya! Udah gitu suami lagi lembur karena kantor pindah lantai, istri lagi gempor karena anak-anak mau ujian semester. Yang jelas, ketidakromantisan kali ini bukannya karena gak usaha kok! Hahaha. *melirik suami yang untungnya sudah lumayan menebus ketidak romantisannya pas Valentine tahun lalu di hari ultah saya*
Kesimpulannya, di tahun kedua ini, jauh lebih menantang dibandingkan tahun pertama, karena ada Abby. Kehadiran Abby di tengah-tengah keluarga, membuat kita makin memikirkan prioritas hidup, membuat kita bekerja lebih keras, dan membuat kita melakukan pilihan-pilihan yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan. Puji Syukur pada Tuhan atas 2 tahun yang luar biasa ini, Puji Syukur karena begitu banyak orang yang mencintai kami dan memberikan support yang besar. Tidak sabar untuk menantikan tahun-tahun selanjutnya yang makin seru dan penuh cerita indah. Doakan kami terus ya!
![]() |
19 November 2011 - Katedral Jakarta |