Quantcast
Channel: Catatan Nyempil Kalau Lagi Ada Waktu
Viewing all articles
Browse latest Browse all 297

Atas Nama Cinta

$
0
0
Tentunya semua orang kira-kira dua minggu lalu dikejutkan dengan kasus si Ade Sara. Sara dibunuh oleh mantan pacarnya yang bernama Hafidz dan pacar barunya Hafidz yang namanya si Syifa. Kalau saya ceritanya jadi seorang analis, dan menganalisa kasus ini, menurut saya penyebab utamanya, yaitu rasa cinta Hafidz yang kelewat batas kepada Sara, sehingga menyebabkan dirinya jadi gila sendiri, dan rasa cinta Syifa kepada Hafidz yang menyebabkan Syifa gila sendiri. Get it? Nggak ya? Huahaha...

Nih analisa kesotoyan saya. Jadi gini, walaupun sudah putus dengan Sara, Hafidz itu masih cinta mati. Makanya Hafidz itu terus berusaha menghubungi Sara dan berharap mereka bisa menjadi teman baik, tapi Sara itu tidak menggubris, karena Hafidz sudah dianggap menjadi masa lalunya. Sementara si Hafidz, demi bisa meyakinkan Sara kalau dirinya cuma ingin sekedar "berteman" saja dan tidak akan memaksa Sara balik jadi pacar, maka Hafidz memacari Syifa yang kebetulan juga teman Sara. Selama pacaran dengan Syifa, Hafidz tetap mencari cara untuk mengontak Sara, padahal statusnya kan sudah menjadi pacar Syifa toh? Bayangkan, gimana Syifa gak cemburu dengan Sara? Syifa ini juga cinta banget sama Hafidz, tapi why oh why Hafidz tidak bisa move on dari Sara. 

Jadilah, Hafidz membunuh Sara, karena dia cinta sekali dengan Sara, dan tidak rela kalau sampai Sara jatuh ke tangan orang lain. Dan Syifa ikut membantu membunuh Sara untuk memastikan supaya Hafidz tidak akan kembali lagi ke Sara. Mengapa Syifa masih ketawa-tawa saja saat akhirnya dia ditangkap polisi? Karena dia bahagia, bisa menjalankan "penderitaan" ini bersama dengan Hafidz, laki-laki yang dia cintai. Sekian analisa sotoy dari saya. 

Kalau dari cerita di atas, kita jadi bisa melihat, kalau orang sering kali melakukan hal-hal bodoh, semuanya atas nama cinta. Saya peringatkan, posting kali ini akan menjadi posting yang cukup panjang. Saya akan menceritakan sedikit pengalaman saya di masa lalu. Bukan ingin mengorek luka lama, ataupun menyinggung perasaan orang-orang yang terlibat di dalamnya, tetapi untuk sekedar mengingatkan, supaya jangan melakukan hal-hal yang bodoh cuma karena cinta yang belum pasti, terutama saat kita di usia yang masih muda. Kisah ini adalah kisah nyata, tapi akan saya samarkan sedikit-sedikit, inisial pun bukan berarti nama orang tersebut. Mohon maaf jika ada yang membaca ini dan merasa "oh itu kan si anu", ya biarkan ini menjadi pelajaran saja. Ini juga merupakan alasan, kenapa akhirnya blognya-Leony itu jadi blog publik.

Alkisah di awal tahun 2005, saya baru beberapa bulan pindah ke kota baru tempat saya bekerja. Saat itu saya pacaran dengan A yang kebetulan berasal dari kota itu. Saya berpacaran dengan dia dari tahun 2004 akhir, dan status kita saat itu long distance. Nggak long banget, tapi sekitar 1.5 jam naik mobil. Itu termasuk lumayan jauh kalau untuk ukuran Amerika. Kenapa saya akhirnya bisa pacaran dengan si A adalah, karena di akhir 2004 itu, tepat sebelum saya wisuda, saya mendapatkan pekerjaan di kota baru. Saya yang tadinya tidak percaya dengan LDR, akhirnya menerima si A karena nantinya kita akan bersama di satu kota. Saat itu, si A ulang tahun, dan kami bersepakat mengundang seluruh teman-teman Indonesia kami di kota itu untuk pesta BBQ di rumah A. Dari sekian banyak yang diundang, ternyata sebagian tidak datang, ada yang alasannya karena sakit, dan sore-sore banyak yang sudah pamit untuk pulang.

Malam harinya, karena saya dan si A itu terbiasa ngajak teman-teman untuk dinner bareng, kami telepon salah satu teman, kali-kali mau join kami makan, dan dijawab tidak bisa karena ada meeting. Kami telepon lagi teman yang lain, dijawab tidak bisa, ada meeting juga. Kami bingung, ada meeting apa. Besoknya, kami ketemu dengan salah satu teman lain, dan teman tersebut bilang, "Eh, lu kok ga dateng di acara semalem?"Lah, kita bingung itu acara apa. Ternyata ada satu teman yang ulang tahun, ngundang beberapa temen di pesta ultahnya di sebuah restaurant yang agak fancy, dan tidak mengundang kita. Lucunya, ada orang yang kemarinnya tidak datang ke acara ultah si A karena alasan sakit, ternyata malamnya malah ikutan juga makan-makan.

Jujur, saya saat itu sebagai seorang yang baru pindah ke kota baru sangat kecewa. Kenapa harus ditutup-tutupi kalau memang ada undangan dari teman lain, lalu kenapa kami undang tidak datang, tapi bisa datang ke pesta orang lain di tempat yang lebih fancy. Saya sedih kenapa anak di kota baru ini tidak sesolider di kota lama saya. Saya tidak membagi cerita itu kemana-mana. Hanya kepada sebuah diary online alias blog, tempat saya berbagi cerita kepada mama dan adik saya di Indonesia. Saat itu sayapun belum mengenal blogspot, masih pakai xanga. Kuno ya? Namanya pun bukan leonyleony yang jelas kayak sekarang. Diary online itu murni tujuannya untuk curhat kepada keluarga saya.

Mendadak, beberapa hari kemudian, ada satu anak, sebut saja si B, seorang cewek Indonesia, teman kami di kota baru, menulis email di mailing list Permias (Persatuan Mahasiswa Indonesia Amerika) di kota tersebut. Si B ini mengcopy-paste isi dari postingan curhatan kekecewaan saya, dan di bawahnya saya dikatain ANJ*NG, B*BI, B*NGSAT, dan kata-kata kasar lainnya yang sungguh sangat tidak pantas diucapkan oleh seorang perempuan yang berpendidikan, dan diakhiri dengan, kalau tidak suka tinggal di kota ini, pulang saja ke kota lama.  Kemudian dia juga memprovokasi teman-teman Indonesia di kota itu untuk membenci saya dengan mengatasnamakan kesolidaritasan karena menurut si B saya menjelek-jelekan seluruh orang Indonesia di kota baru. Sedihnya lagi, anggota mailing list itu, ikut-ikutan mengatai saya, bahkan para alumni yang tidak mengenal saya sama sekali ikut-ikutan mengatai saya juga. Lebih gilanya, saya saja tidak tergabung di dalam mailing list tersebut! Saya mengetahui hal tersebut dari si A.

Saya shock berat, bukan cuma shock karena saya dikata-katain lalu "diusir" seperti itu, tetapi saya shock, darimana si B bisa mendapatkan link dari blog tersebut? Setau saya, mama dan adik saya yang tau mengenai saya mempunyai diary online tersebut, dan satu sahabat saya yang sangat dekat. YA AMPUN! SATU SAHABAT SAYA YANG SANGAT DEKAT! Saya baru ingat, saya punya seorang sahabat yang luar biasa dekat dengan saya, dari sejak kita kecil, sampai sempat sekolah bareng, dan akhirnya kita kuliah pun cuma terpisah jarak 1.5 jam! Saya di kota lama, dia di kota baru. Sebut saja dia si X. Hampir tidak ada rahasia yang saya tutupi dari si X, karena kami dekat sekali! Sudah hampir seperti saudara kandung. Si X sudah pulang ke Indonesia dari sejak 2004, sebelum saya pindah ke kota baru.

Benar-benar saya tak habis pikir. Apa yang mendasari si X melakukan hal itu terhadap saya. Lalu pacar saya saat itu, A, berinisiatif mereply email tersebut, dengan meminta kalau yang menyebarkan link tersebut untuk mengaku di mailing list, karena dia sudah tau siapa yang menyebarkan diary online tersebut yang seharusnya merupakan hal pribadi. Kasus ini menjadi melebar, karena si X saat itu juga dalam keadaan tertekan, dia tidak tau kalau karena perbuatannya tersebut yang memberitaukan link saya ke si B, membuat si B mengata-ngatai saya seperti itu. Si X akhirnya menelepon saya, dalam teleponnya itu, dia awalnya masih defensif dengan bilang kalau itu bisa dilihat siapa saja, kemudian akhirnya dia meminta maaf, karena tidak menyangka masalahnya jadi seperti itu. Saya bilang kepadanya, "X, sebelum kamu meminta maaf, saya sudah memaafkan kamu. Tidak ada masalah besar di antara kita, saya lebih menghargai persahabatan kita, saya lebih tidak mau kehilangan kamu. Tapi saya mohon, tolong kamu bilang kalau kamu yang menyebarkan hal pribadi saya, supaya setidaknya orang-orang tau kalau itu adalah personal dan tidak sepantasnya diberitahukan ke orang lain."

Beberapa waktu kemudian, akhirnya X mengaku di mailing list, kalau dia yang menyebarkan link itu. Nasi sudah menjadi bubur. Yang membingungkan saya adalah, kenapa X melakukan hal tersebut. Akhirnya tekuaklah alasannya. Ternyata X, sahabat saya itu sangat-sangat menyukai A. Tetapi sayangnya A tidak memberikan balasan yang diharapkan. Saya juga baru tau, ternyata selama beberapa bulan terakhir sebelum X meninggalkan Amerika, X sering memberikan hadiah-hadiah yang personal kepada A, memberikan perhatian yang lebih, namun tidak ditanggapi. Saya sendiri baru pindah ke kota itu belakangan, setelah X kembali ke Indonesia, jadi saya tidak tau sudah begitu dalamnya perasaan X kepada A. Saat A menceritakan semuanya itu ke saya, saya lemas.

Yes, love can make a person become a fool. Saat X menyebarkan diary online saya ke B, saat itu yang ada hanyalah perasaan kesal dan benci pada saya. Dia anggap saya sebagai perebut si A dari dirinya. Dia sempat melupakan persahabatan kita yang sudah berjalan selama lebih dari 20 tahun. Saat itu, saya bisa memilih, untuk marah dan sebal, atau untuk memaafkan dia. Dan Puji Tuhan, untungnya saya memilih memaafkan. Waktupun berlalu. Kami saat ini sama-sama sudah menikah. X menikah duluan sebelum saya, dan saya ada di situ menyaksikan kebagaiaan dia. Dan sebaliknya dia juga ada saat saya menikah. Our friendship and sisterhood doesn't change. It was broken once, but we managed to fix it.Ada yang dapat si A nggak akhirnya? NGGAK ADA! A pun sudah menikah, punya anak yang lucu, dan kita sudah memilih jalan hidup kita masing-masing. 

Memang selalu ada hikmah di balik kejadian ini. Sekarang saya dan si X bisa mentertawakan kejadian ini sebagai masa lalu kita di masa muda. Buat para perempuan di luar sana, terutama yang masih muda dan masih mencari cinta, biarkanlah cinta mendatangimu. Usaha tentu harus ada, tapi jangan sampai kita menjadi bodoh karenanya. Buat pembaca blog ini, mungkin bisa "berterimakasih". Karena sejak kejadian itu, blog ini saya nyatakan publik, dan saya pindahkan semuanya ke blogspot. Cerita lama, bahkan postingan yang bocor tersebut masih ada di blog ini kalau kalian iseng mencari. Hihi.

Viewing all articles
Browse latest Browse all 297

Trending Articles