Quantcast
Channel: Catatan Nyempil Kalau Lagi Ada Waktu
Viewing all articles
Browse latest Browse all 297

Tepat Pada Waktunya

$
0
0
Hey ho! Gimana liburan lebarannya? Meriah? Seru? Ada yang mudik kah? Kalo saya, karena saya nggak punya kampung, jadi jelas saya ngga mudik :). Terus kalo ngga mudik ngapain dong? Terus Sus-nya pulang kampung ngga? FYI, Sus saya Katolik, jadi ngga pulang kampung. Asik gak tuh? Mestinya sih asik ya, tetapi ternyata tahun ini nggak asik, karena si Sus di hari Lebaran pertama tanggal 28 Juli 2014 lalu resmi diopname di RSPI karena positif thypus! 

There goes my Lebaran leyeh-leyeh time. Selama seminggu liburan, saya dan suami berjibaku ngurus si kecil yang minta ampun lincah dah aktifnya, udah kayak batere Energizer ditandem sama Duracell, lalu masih ditambah batere litium, dan gak lupa pake serep power bank. Jujur, pas Abby masih belum bisa jalan, jauh lebih enak buat saya, karena anaknya tinggal ditaruh di crib atau di dalam playpen, sementara saya bisa mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Nah kalo sekarang ini, ditaro di playpen atau crib, teriak-teriak minta keluar dan minta main bareng. Phew... Intinya minta ditemenin lah. Tapi semuanya tepat pada waktunya, karena pas suami juga libur, jadinya kita bisa ganti-gantian ngurus rumah dan ngurus Abby. Ya jelas suami ngga ngurus rumah, tapi at least pekerjaan ngurusin Abby ada yang pantau. Selain itu, for the first time, si suami belajar nyuapin, mandiin, gantiin baju dan popok, cihuy lah! Biasanya kan sus atau eike yang pegang hihihihi. Sekali-sekali bagi-bagi dong yeh.

Setelah diopname 5 hari, si Sus akhirnya dibolehkan keluar, tapi nggak boleh ngapa-ngapain dulu selama 5 hari ke depan. Saya nanya dia, mau istirahat di tempat mertua saya, atau di asrama yayasan saja karena jelas-jelas kalau dia ngelihat Abby, pasti bawaannya gak bisa diem dan akhirnya gak bisa istirahat. Dia milih balik ke asrama. Kebetulan karena si Sus dulu dari Mutiara Kasih yang berafiliasi dengan St. Carolus, saya bisa berkoordinasi supaya si Sus nanti dibawa lagi ke dokter dan dicek lagi sampai dia benar-benar segar. Sejak kemarin tanggal 4 Agustus, suami sudah back to work, jadilah saya berjibaku sendirian di rumah. And it was...craaaaazyyyy... Itu anak bener-bener nggak bisa ditinggal, apapun diambil/ dipegang. Mulai dari racun semut, kosekan wece, kloset, segala peralatan kosmetik, pembersih rumah tangga, sepatu ditempelin ke pipi kanan kiri sambil ngomong 'halooo...', dan juga barang yang ada di tempat sampah. Ya ampun dah! Mana saya kan ngga cuma ngurusin dia doang. Mesti nyuci, nyapu, ngepel, membuat rumah terlihat tetap ideal hahaha. Pas hari pertama berlalu, hari kedua sendirian ini, easy peasy rasanya hihihi (sampe sempet bikin kue sederhana).

Besok alias Rabu tanggal 6 Agustus, mestinya saya sudah bisa jemput Sus, tapi tadi pagi pengurus yayasan telepon, katanya setelah cek darah lanjutan, Sus saya masih tetap positif thypusnya! Jadi sore ini akan diangkut ke St. Carolus pusat untuk di cek lebih lanjut. Dan berita ga enaknya, si sus nggak akan balik tanggal 6, melainkan sampai waktu yang nanti dikabari oleh St. Carolus. HUAAA... On the positive note, apa mungkin ini chance buat saya diet ya? Huahahaha...Yang ada sayanya malah nyemil mulu karena bawaannya lafer, bo! Apalagi kalo abis ngejar2 anak, bawaannya pengen nyam-nyam terus. Gaswat!

Untungnya lagi, saya belum balik lagi ke sekolah. Lah emangnya liburannya guru sampe kapan toh, Le? Mestinya mulai kemarin sih udah masuk. Tapi, saya ngga masuk lagi hihihih. Yes, I have resigned from my teaching position. Tepat pada waktunya kan? Coba bayangin kalau sekarang saya masih kerja, kemudian Sus ngga ada, suami juga mesti kerja, yang ada saya bakalan ngerepotin mama saya lagi. Tuhan itu memang sudah atur sedemikian rupa ya, walaupun sakitnya si Sus tentu tidak diharapkan.

Sekarang pasti bingung ya, kenapa saya berhenti? Padahal kayaknya asik banget di sekolah hihihi. Sebenarnya saya sudah mengajukan resign dari Oktober tahun lalu, kira-kira saat 3 bulan saya bekerja. Saya cinta anak-anak, saya cinta mengajar, tetapi karena kecintaan itu, saya merasa harus mundur. Banyak hal-hal yang harus diluruskan dan diperbaiki di dalam sebuah institusi pendidikan, dan hal itu hanya bisa tercapai kalau saya bisa memberi masukan kepada orang-orang yang tepat mengenai bagaimana proses perbaikan itu harus dijalankan. Hal tersebut tidak bisa saya lakukan kalau saya masih menjadi bagian aktif di dalam sekolah, karena nantinya saya akan dianggap memiliki personal interest. Sejak Oktober itu, saya akhirnya memutuskan untuk lanjut mengajar sampai tahun ajaran berakhir. Cita-cita saya saat itu satu, saya mengabdi sepenuhnya, memberikan yang terbaik yang saya punya, sampai pada waktunya saya mundur di Juni 2014 ini.

Ketika saya akhirnya mengumumkan pengunduran diri saya di akhir tahun ajaran, banyak sekali pihak-pihak yang terkejut, terutama anak-anak dan orang tua. Mereka bahkan banyak yang menghubungi saya secara pribadi, meminta saya untuk bertahan. Anak-anak juga banyak yang menuliskan note untuk saya, beberapa di antaranya membuat saya meneteskan air mata. Tetapi memang ini jalan yang terbaik yang harus saya tempuh, semata-mata karena saya peduli dan saya sayang pada anak-anak dan orang tua. Orang tua menginvestasikan hidup dan waktu anak mereka di sekolah, dan anak-anak harus mendapatkan nilai (value, not score) yang terbaik yang bisa sekolah berikan. Mungkin ini kedengaran ekstrim, tetapi memang harus ada cara ekstrim yang ditempuh. Revolusi mental! Hehe.

Di bawah ini ada beberapa moment-moment kenangan terakhir di sekolah. Walaupun saya hanya satu tahun di sana, tapi saya merasa anak-anak mencintai saya seperti saya sudah lima tahun bersama mereka hehe (pede banget ye). I will miss them sooo much!

Bersama murid yang saya walikan, seru-seruan pakai batik pas Hari Kartini
Sukses surprise-in murid di Lab Fisika, sampe anaknya mau nangis hahahaha.
Dua murid Grade 11 yang saya bimbing untuk internship di Gramedia. Pameran gaji pertama loh!
Sehari sebelum ujian akhir sekolah, saya dapet kejutan dari seluruh anak-anak grade 7 (A dan B). Saya wali 7A tapi 7B ikutan partisipasi. Bener-bener luar biasa. Saya sampe bingung pas pulang bawanya gimana.
Salah satu note dari murid saya yang bikin saya terharu. Dia adalah korban bully di kelas, and I was glad that her confidence was back in the end.
Kalau ini note dari salah satu anak kelas 8, jahilnya ampun-ampunan. Sebenernya masih banyak lagi tumpukan notenya, cuma kalau dimasukkin semua, bisa-bisa satu entry isinya note doang! hihihi...
Last day of class, sehabis ujian dan potluck, dapat lagi hadiah dari parents!
Isinya ini: frame yang dibikin di toko scrapbook, bagus, gede, berat haha, masih ada plus segepok voucher. Ampun deh, speechless banget!
Teachers' Lunch at Rasa, Intercontinental Hotel
Makan-makan farewell sambil membabi di Satoo, Shangrila, diundang sama anak-anak grade 9.
Graduation day Grade 12,  bersama murid-murid kelas business. Pada cantik2 dan ganteng-ganteng ya. Gurunya gak pernah pake kebaya, rasanya kok ga cocok ha ha ha.
Prom Nite bareng anak-anak grade 12 Business, dan kepala sekolah nasional. Mirip lah ya saya kayak umur 17 (++)
Waktu prom nite, ada penghargaan untuk Mom and Dad di sekolah. And guess, who won the MOM category? Hihihi.
Bitter sweet...memoriesss.... that's all I'm taking with meeee.... *nyanyi ala Whitney Houston*

I'm still helping the school now, pro-bono, through the people that I can trust. And they're making changes, into better state. I do believe if we have good intention, the universe (God) will help us. Good luck to all teachers and students for the new academic year 2014-2015. God bless you all!

PS: Doain Sus saya ya biar cepet sembuh. Kasian dia, kangen banget sama Abby, sampe SMS minta dijemput, padahal masih sakit.

Viewing all articles
Browse latest Browse all 297

Trending Articles